KEMITRAAN bersama Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa & Masyarakat Adat (KMA) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan kegiatan pelatihan Peningkatan Kapasitas Penyuluh Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa bagi tenaga penghayat di Kota Waingapu, Sumba Timurpada tanggal 18-20 Oktober 2022. Kegiatan ini merupakan implementasi dari perjanjian kerja sama antara KEMITRAAN dan Direktorat KMA terkait penguatan kelembagaan dan pemberdayaan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME serta masyarakat adat.
Pelatihan ini penting dilaksanakan sebagaimana Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 27 Tahun 2016 tentang Layanan Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang mengamanatkan bahwa peserta didik penghayat memenuhi Pendidikan agama melalui Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Direktur KMA Kemendikbud Ristek Syamsul Hadi dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan serupa bagi 18 kader pendidik kepercayaan dari 5 Kecamatan di Sumba Timur pada bulan Juni lalu.
“Saya berharap pemerintah daerah bisa mengalokasikan anggaran untuk membiayai penyuluh penghayat melalui dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah),” ujar Syamsul dalam sambutan pembukaan kegiatan.
Pelatihan ini dibuka oleh Sekretaris Daerah Sumba Timur, Umbu Ngadu Ndamu yang menyampaikan beberapa data terkait jumlah anak penghayat kepercayaan yang terdaftar dan kendala yang dihadapi daerah dalam pemenuhan hak pendidikan anak penghayat.
“Ke depannya setelah pelatihan ini perlu tindak lanjut bersama Dinas Pendidikan untuk penempatan para penyuluh kepercayaan yang saat ini sudah memperoleh sertifikat terampil dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Termasuk melakukan pendataan yang merupakan penghayat,” terang Umbu Ngadu Ndamu dalam sambutannya. Sekda juga berharap para penyuluh kepercayaan ini nantinya akan dilibatkan dalam Forum Kerukunan umat beragama (FKUB) sebagai anggota.
Pelatihan ini bertujuan untuk membangun pemahaman tenaga penyuluh kepercayaan yang mengajar di Sumba Timur terkait kurikulum merdeka dan cara berkomunikasi dalam layanan advokasi Pendidikan kepercayaan hingga mampu menyusun menyusun perangkat pembelajaran berbasis teknologi.
Kemendikbud menggunakan modul yang telah dikembangkan yang memuat sejumlah materi yaitu kurikulum merdeka belajar, advokasi layanan Pendidikan, perangkat pembelajaran dan penilaian, penyusunan jadwal belajar tahunan, hingga menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan praktik dalam penggunaan perangkat belajar.
“Saya mengapresiasi atas penyelenggaraan kegiatan ini dan berharap hasil kegiatan ini dapat ditindaklanjuti di tingkat daerah terutama untuk penempatan para penyuluh dan memastikan adanya insentif yang sesuai,” ujar Yophy Hambaratu salah satu peserta pelatihan.
Perjanjian ini ditandatangani antara Green Climate Fund (GCF) dan KEMITRAAN. Perjanjian ini meresmikan akuntabilitas KEMITRAAN dalam melaksanakan proyek-proyek yang disetujui oleh GCF.
Untuk diketahui, GCF adalah dana khusus terbesar di dunia yang membantu negara-negara berkembang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kemampuan mereka dalam merespons perubahan iklim.
Dana ini dihimpun oleh Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) pada tahun 2010. GCF memiliki peran penting dalam mewujudkan Perjanjian Paris, yakni mendukung tujuan untuk menjaga kenaikan suhu global rata-rata di bawah 2 derajat celsius.