Oleh MUHAMMAD SANDING
INDOWORK.ID, JAKARTA: Perubahan iklim masih menjadi isu yang belum membumi terutama di kalangan anak muda. Padahal dampak perubahan iklim sudah sangat terasa, terutama bagi penduduk di daerah Pantai Utara Jawa seperti Kota dan Pekalongan, Kota Semarang dan Tegal, Kabupaten Demak dan Kabupaten Batang.
“Wilayah pesisir di enam daerah tersebut sering terendam banjir rob lantaran naiknya permukaan air laut,” kata Direktur Operasional KEMITRAAN Saiful Doeana.
KEMITRAAN melalui program Youth Camp 2024, mengajak anak-anak muda dari keenam daerah itu diajak untuk memahami perubahan iklim yang sedianya menjadi permasalahan mereka sehari-hari. Caranya, mereka diajak mehaminya lewat simulasi permainan serta pertunjukan seni dan budaya. Dengan demikian, topik berat seperti perubahan iklim bisa dipahami dengan mudah dan menjadi obrolan sehari-hari mereka.
Menurut Saiful, sejatinya perubahan iklim juga berpengaruh pada kehidupan sehari-hari seperti terganggunya stok pangan akibat musim tanam yang kacau. Begitu pula banjir rob yang sangat mengganggu aktivitas sehari-hari mereka seperti kuliah atau bekerja.
Ia mengatakan Youth Camp sudah diselenggarakan sejak 2022 hingga 2024 setiap tahunnya. Ini merupakan bagian dari pogram Adaptation Fund di Kota Pekalongan yang salah satu tujuannya melibatkan anak muda dalam upaya adaptasi perubahan iklim.
Saiful menjelaksan bahwa kegiatan tersebut dilakukan dengan memperluas jaringan peserta agar dapat menjadi wadah peningkatan kesadaran kaum muda-mudi terhadap penanganan perubahan iklim. “Khususnya terkait aksi adaptasi yang dapat dilakukan oleh kita semua,” ujar Saiful.
Ia menyatakan senang dan menghargai antusiasme para pemuda dalam mengikuti kegiatan ini. “”Sekitar 100 orang pemuda-pemudi dari tiga kota dan tiga kabupaten yang hadir,” lanjut dia.
MENGURANGI DAMPAK EKOLOGI
Hal senada disampaikan Kepala Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Alam Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Soegiharto. Ia mengatakan pengendalian perubahan iklim pada intinya bertujuan mengurangi dampak ekologi. Selain itu juga menguatkan ketahanan ekonomi dan sosial masyarakat melalui penciptaan mata pencaharian alternatif. Kedua hal itu sangat membutuhkan peran generasi muda.
Ia berharap peran serta generasi muda dalam pengendalian perubahan iklim diharapkan dapat mendorong tumbuhnya pemikiran dan inovasi-inovasi baru untuk meningkatkan ketahanan masyarakat untuk menghadapi dampak perubahan iklim.
Menurut Soegiharto, generasi muda diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi masyarakat, dengan aktif dalam menciptakan inovasi. “Misalnya tentang pengolahan plastik, penggunaan teknologi digital dalam early warning system kebencanaan dan informasi iklim, dan lain-lain,” ucap Soegiharto.
Pada akhir acara Youth Camp 2024, seluruh peserta akan mendeklarasikan aksi nyata yang akan mereka lakukan ke depannya. Dengan demikian, harapannya mereka bisa menginisiasi gerakan adaptasi perubahan iklim di daerah masing-masing.
KEMITRAAN lewat dukungan Adaptation Fund, bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengadakan Youth Camp 2024 di Bandungan, Kabupaten Semarang pada 9-11 Agustus. Youth Camp 2024 merupakan salah satu upaya yang dilakukan KEMITRAAN untuk menanamkan kepedulian generasi muda atas perubahan iklim.
Program Adaptation Fund di Kota Pekalongan telah berlangsung sejak 2021. Dalam perjalanannya, KEMITRAAN bersama Pemkot Pekalongan telah melakukan sejumlah upaya dalam mengatasi perubahan iklim seperti penanaman mangrove untuk mengurangi risiko peningkatan permukaan air laut. KEMITRAAN juga telah membantu pengadaan fasilitas dan sistem urban farming bagi para petani yang kehilangan lahannya akibat terendam rob.
Selain itu dalam program Adaptation Fund di Kota Pekalongan, KEMITRAAN juga aktif melibatkan masyarakat. Di delapan kelurahan yang terdampak rob, KEMITRAAN melibatkan warganya untuk menjalankan program adaptasi perubahan iklim seperti penanaman mangrove dan urban farming. KEMITRAAN juga aktif melibatkan anak muda Kota Pekalongan dalam aksi-aksi ketahanan iklim untuk membangun kesadaran menjaga lingkungan.
Sumber: indowork.id
Link: https://indowork.id/2024/08/11/17886/
Perjanjian ini ditandatangani antara Green Climate Fund (GCF) dan KEMITRAAN. Perjanjian ini meresmikan akuntabilitas KEMITRAAN dalam melaksanakan proyek-proyek yang disetujui oleh GCF.
Untuk diketahui, GCF adalah dana khusus terbesar di dunia yang membantu negara-negara berkembang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kemampuan mereka dalam merespons perubahan iklim.
Dana ini dihimpun oleh Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) pada tahun 2010. GCF memiliki peran penting dalam mewujudkan Perjanjian Paris, yakni mendukung tujuan untuk menjaga kenaikan suhu global rata-rata di bawah 2 derajat celsius.